Cara daur ulang gula merah awet tidak meleleh - Gula merah yang telah rusak/bs atau lembek kadang oleh para pengrajin gula merah akan di daur ulang lagi sehingga dapat dijual kembali. Entah gula merah/gula jawa murni atau memang gula sudah campuran gula pasir. Gula merah adalah salah satu bahan masakan yang digunakan masyarakat sebagai penyedap rasa manis. Gula merah berasal dari nira kelapa yang telah mengalami proses olahan (mengindel) sehingga menjadi gula merah yang bentuknya padat, rasa manis, dan layak untuk di konsumsi.

Proses pembuatan gula merah murni yang di awali dengan penderesan nira kelapa (sajeng) di lakukan oleh para petani di daerah pegunungan atau di pesisir pantai. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya gula  merah yang layak konsumsi antara lain : faktor cuaca, penyinaran matahari, curah hujan, dan proses pemanasan. Berbagai faktor tersebut sangat berpengaruh pada hasil proses gula merah murni.

Secara umum gula merah yang layak konsumsi adalah gula merah yang keras, berwarna merah tidak hitam, wujud murni tanpa adanya kapur putih (doreng), rasanya manis, akan tetapi akibat dari faktor di atas juga kadang diperoleh hasil gula merah yang lembek, wujud doreng, warna hitam pekat, dan berasa pahit. Gula merah yang di kategorikan tersebut termasuk gula merah tidak layak konsumsi. Akibatnya para petani gula merah mengalami kerugian karena gula merah tersebut tidak layak di pasarkan.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka di perlukan proses daur ulang pembuatan gula merah baru dengan bahan dasar gula merah yang tidak layak konsumsi (gula BS). Proses daur ulang tersebut gula merah BS di campurkan dengan gula pasir dengan melalui proses pemanasan yang tinggi.
Dari proses daur ulang di atas maka akan menghasilkan gula merah yang kualitas sama dengan gula merah yang murni namun dengan harga pasaran lebih tinggi sehingga dapat membantu pedagang eceran, dan tetap layak konsumsi.

Proses pembuatan gula merah murni sangat di pengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut berupa curah hujan, penyinaran, dan pemanasan. Artinya apabila dalam proses pembuatan tersebut terjadi pada waktu curah hujan yang tidak stabil dan pemansan yang tidak seimbang maka akan menghasilkan gula merah yang tidak layak konsumsi.

Ciri umum dari gula merah yang layak konsumsi adalah keras, warna tidak hitam pekat, rasa manis, dan tidak doreng, namun apabila proses pembuatan gula merah murni tidak sempurna akan menghasilkan gula merah yang lembek, terkadang pahit, dan warna hitam pekat, gula tersebut termasuk gula merah tidak layak konsumsi. Apabila petani gula merah (penderes) mengalami hal yang di atas maka akan mengalami kerugian karena gula tersebut tidak layak dipasarkan. Untuk mengatasi hal di atas maka diperlukan proses daur ulang terhadap gula merah yang BS agar menghasilkan gula merah yang layak konsumsi.

Pada dasarnya proses pembuatan gula merah adalah sama, namun disini kami hanya berbagi tips mengatasi hasil cetakan gula marah setelah dimasak/proses kembali hasilnya lembek tidak keras/kering. Dibutuhkan sedikit kejelian dan kesabaran agar hasil cetakan gula merah kembali keras, faktor berikut ini adalah sedikit gambaran yang perlu diperhatikan yaitu kita memakai kayu bakar dan tungku/pawon.

Bahan dasar : gula merah BS, gula pasir atau gula batu dan air
Alat               : wajan yang besar, pawon, kayu bakar, kayu pengadu  dan alat cetak/cetakan gula merah

Alat-alat :
Tungku/Pawon
2 Wajan
Cetakan
Gayung

Cara Daur Ulang Gula Merah Awet Tidak Meleleh

Pertama adalah cairkan gula putih ditambah sedikit air, sampai mendidih atau dalam bahasa Banyumasnya "Mumbuk", kemudian masukkan gula merah sehingga mencair tunggu sampai benar-benar keduanya hancur lembut sambil diaduk seperlunya untuk menghilangkan busa diadonan gula merah.

Cara Daur Ulang Gula Merah Awet Tidak Meleleh

Selanjutnya yang perlu diperhatikan saat proses peleburan gula pasir dan gula merah adalah bara/api kayu bakar dibesarkan untuk mempercepat peleburan gula dan kadar air.

Cara Daur Ulang Gula Merah Awet Tidak Meleleh

Proses berkurangnya kadar air inilah untuk acuan sudah layak atau belum adonan gula merah diangkat dari wajan dan semakin banyak gelembung berarti semakin lebih masak dan proses pengeringannya akan lebih cepat.

Untuk mengetahui kadar air gula merah tidak ada dan sudah siap diangakat atau belum adalah dengan kita menyisik adonan gula merah dipermukaan lingkaran wajan 2 yang kering, tunggu beberapa menit lalu kita pegang apakah masih seperti karet atau kering mengeras.

Setelah hasilnya mengering dan keras dipermukaan wajan 2, angkatlah atau pindahkan adonan gula merah dari wajan 1 ke wajan 2 seperti pada gambar berikut:

Cara Daur Ulang Gula Merah Awet Tidak Meleleh

Cara Daur Ulang Gula Merah Awet Tidak Meleleh

Selanjutnya gula merah kita aduk sambil menurunkan temperatur gula merah,  setelah adukan tersebut benar-benar mengental. Angkatlah adonan tersebut dan di dinginkan. Pada saat pendinginan di dalam adonan terdapat busa gula maka aduk adonan tersebut hingga busa tersebut menghilang setelah busa tersebut menghilang makan adonan siap di cetak.

Gula merah hasil daur ulang memiliki wujud yang sama dan kualitas yang sama pula dengan gula merah murni. Bahkan gula merah hasil daur ulang memiliki penampilan yang lebih menarik ukuran lebih kecil dari pada gula merah murni. Meskipun gula merah hasil daur ulang berbahan dasar gula BS akan tetapi gula tersebut layak konsumsi. Layak konsumsi yang dimaksud adalah tidak mengganggu kesehatan konsumen dan gula tersebut bisa tahan lama. Hal itu karena dalam proses pembuatannya menggunakan pemanasan yang tinggi pemanasan tersebut dapat membunuh bakteri dan kuman pada gula BS dan lainnya.

Bentuk dari gula merah daur ulang sangat menarik sehingga mampu bersaing dengan pasaran gula merah murni dan juga karena yang wujudnya lebih kecil maka sangat menguntungkan bagi pedagang eceran. Selain itu harga pasaran gula merah daur ulang lebih murah dari pada gula merah murni atau asli. Harga murah tersebut di karenakan harga gula BS dari petani gula lebih murah asli sehingga hal itu dapat membantu para petani yang semula rugi karena hasil olahan gula merah aslinya menjadi gula BS bisa tertutup oleh penjualan gula merah daur ulang.

Dengan adanya proses daur ulang gula merah sangat berpengaruh pada pasaran gula merah dari petani dan pedagang. Semula petani yang merasa bingung dengan hasil olahan gula asli yang menjadi gula BS, mereka yang bingung akan menjual kemana gula yang tidak layak tersebut sekarang bisa mendapatkan solusi pengolahan gula BS agar menjadi untung bagi mereka.

Proses daur ulang gula merah itu tidak memakan waktu yang lama namun hanya membutuhkan ketelitian dalam proses pemasakan dan pemanasan dalam pengolaan, hasil olahan daur ulang gula merah sangat diminati oleh masyarakat perkotaan.

Gula merah yang merupakan hasil olahan dari nira kelapa (sajeng), tidak selamanya menghasilkan gula merah dalam bentuk yang padat, rasanya manis, warna merah, dan layak konsumsi, namun terkadang menghasilkan gula yang tidak layak konsumsi, hal itu yang menyebabkan kerugian pada petani gula merah. Untuk mengatasi kerugian tersebut maka di lakukanlah proses daur ulang gula merah.

Proses daur ulang gula merah memanfaatkan gula BS (gula merah tidak layak konsumsi) yang di campur dengan gula pasir, air, dan obat gula, serta di olah dengan proses sedemikian rupa dengan pemanasan yang cukup maka menghasilkan gula merah yang layak konsumsi dan bentuk yang lebih menarik. Hasil dari olahan daur ulang gula merah sangat membantu bagi petani untuk menutup kerugian karena hasil olahan yang berupa gula B, serta sangat menguntungkan bagi pedagang eceran karena ukuran yang lebih kecil dan harga jual lebih tinggi.

Demikian Cara daur ulang gula merah awet tidak meleleh, Semoga bermanfaat. Jika ada pertanyaan silahkan sampaikan dikolom komentar dibawah. Terima kasih dan semoga berhasil.

Share this:

Related Posts

Show Disqus Comment Hide Disqus Comment

Disqus Comments